PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK PADA MASA TAMAN KANAK-KANAK
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Motorik
(RUDI SAPUTRA,M.Pd)
Akmal fadholi :
20161320016
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
DHARMA WACANA METRO
Puji syukur kita panjatkan
kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat
diselesaikan.
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah perkembangan motorik dengan
judul Perkembangan Motorik Anak Pada Masa
Taman Kanak-Kanak
Terima kasih disampaikan
kepada bapak Rudi Saputra selaku dosen mata kuliah Perkembangan motorik yang
telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya tugas ini.
Demikianlah tugas ini disusun semoga
bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan motorikmengenai Perkembangan Motorik Anak
Pada Masa Taman Kanak-Kanak
Metro, 2018
Tim penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR
ISI........................................................................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1
A.
Latar Belakang.............................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah............................................................................................. 2
C. Tujuan ......................................................................................................... 2
D.
Manfaat................................................................................................... 2
BAB
II. ISI DAN PEMBAHASAN .................................................................... 3
A. Ciri Umum Anak Usia Dini............................................................................ 3
B.
Karakteristik Anak Usia Dini......................................................................... 4
C. Ciri
– Ciri Perkembangan Anak Secara Umum......................................7
D. Tugas Tugas Perkembangan................................................................... 9
BAB
III.
PENUTUP…......................................................................................13
A. Kesimpulan…............................................................................................13
B.
Saran..................................
.......................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan
motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada
dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengn kematangan saraf dan otot
anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola
interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang
dikontrol oleh otak. Dan patut diingat, perkembangan setiap anak tidak bisa
ama, tergantung proses kematangan masing-masing anak.
Perkembangan
fisik motorik pada anak dapat ditandai dari pertumbuhan fisiknya yang meliputi
peningkatan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan tonus otot.
Pertumbuhan fisik anak perlu dicermati. Sebab, kurang optimalnya pertumbuhan
fisik dapat menjadi pertanda ada sesuatu pada diri anak. Umumnya orangtua
diberikan catatan untuk mendata pertumbuhan anaknya dan lembaran ini telah
disediakan oleh dokter atau rumah sakit tempat melakukan konsultasi. Khusus
untuk berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala dapat dipantau pertumbuhannya
melalui Kartu Menuju Sehat (KMS). KMS tersebut dapat dibawa pulang karenanya
setiap konsultasi hendaknya selalu dibawa.
Pada
usia 3-6 tahun, seorang anak tumbuh dengan cepat, namun tidak secepat masa
sebelumnya. Pada usia 3 tahun, tubuh, tangan dan kaki si anak akan tumbuh
semakin panjang. Kepala masih relatif besar, akan tetapi bagian tubuh lainnya
terus berusaha menyusul seiring dengan semakin miripnya bagian anggota tubuhnya
dengan tubuh orang dewasa. Umumnya tubuh anak laki-laki lebih tinggi dan lebih berat
serta memiliki banyak otot pada setiap kilogram berat tubuhnya. Sedangkan anak
perempuan memiliki jaringan lemak lebih banyak. Baik anak laki-laki maupun
perempuan biasanya tumbuh sekitar 5-7,5 sentimeter per tahun sepanjang usia
balita dan mendapatkan 2-3 kg per tahun. Berat dan tinggi anak laki-laki akan
tetap seperti itu sampai pertumbuhannya menyentuh masa pubertas.
Perkembangan
otot dan tulang, membuat anak-anak semakin kuat. Berbagai perubahan ini, yang
dikoordinasi oleh kematangan otak dan sistrem saraf, menghasilkan perkembangan
berbagai keterampilan motorik pada anak..
B.
RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumus kan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Ciri ciri anak usia dini atau tk
2. Tugas anak usia dini
3. Karakteristik anak usia dini
Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumus kan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Ciri ciri anak usia dini atau tk
2. Tugas anak usia dini
3. Karakteristik anak usia dini
C.
Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang anak usia dini, bagaimana cirinya, karakteristiknya dan tugas anak usia dini tersebut.
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang anak usia dini, bagaimana cirinya, karakteristiknya dan tugas anak usia dini tersebut.
D.
Manfaat
1.Mahasiswa memahami perkembangan motorik anak.
2. Mahasiswa mengetahui karakteristik anak.
3. Mahasiswa mengetahui tugas anak anak.
1.Mahasiswa memahami perkembangan motorik anak.
2. Mahasiswa mengetahui karakteristik anak.
3. Mahasiswa mengetahui tugas anak anak.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Ciri Umum Anak Usia Dini
Yang dimaksud dengan anak usia dini atau anak prasekolah adalah mereka
yang berusia antara 0 sampai 6 tahun. Mereka biasanya mengikuti program
prasekolah atau kindergarten. Sedangkan di Indonesia umumnya mereka mengikuti
program tempat penitipan anak dan kelompok bermain (play
group).
Sementara itu, menurut direktorat pendidikan anak usia dini, pengertian
anak usia dini adalah anak usia 0 – 6 tahun, baik yang terlayani maupun yang
tidak terlayani di lembaga pendidikan anak usia dini. Hal ini sesuai dengan
ketentuan umum Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Dari pengertian tersebut tergambar bahwa
anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 – 6 tahun. Hal ini
sejalan dengan Undang-undang sistem pendidikan nasional no. 20 tahun 2003
tentang sisdiknas pasal 28 ayat 1 yaitu pendidikan anak usia dini
diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Sedangkan jenjang pendidikan
dasar dimulai pada usia 7 tahun.
B.
Karakteristik Anak Usia Dini
Anak usia dini sering disebut sebagai golden age. Hal ini karena pada masa ini pondasi otak
manusia sedang dibangun, pondasi yang kuat akan menghasilkan bangunan yang kuat
dan tahan lama. Perkembangan anak pada tahap pra sekolah dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu usia 2-3 tahun dan 4-6 tahun. Anak pada usia 2-3 tahun
memiliki beberapa kesamaan karakteristik dengan masa bayi (0-2 tahun). Mereka
pada umumnya memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1.
Secara fisik anak mengalami pertumbuhan yang
sangat pesat.
2.
Sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada
di sekitarnya, memiliki observasi yang tajam dan keinginan keinginan belajar
yang kuat
3.
Mulai mengembangkan kemampuan berbahasa, diawali
dengan berceloteh
4.
Mulai belajar mengembangkan emosi yang
didasarkan pada bagaimana lingkungan memperlakukan dia, sebab emosi bukan
ditentukan oleh bawaan, namun lebih banyak pada lingkungan.
Sedangkan menginjak usia 4 – 6 tahun
karakteristik anak umumnya menunjukkan:
1.
Perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan
berbagai kegiatan yang sangat bermanfaat untuk pengembangan otot-otot kecil
maupun besar.
2.
Perkembangan bahasa sudah mampu memahami
pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan pikirannya dalam batas-batas
tertentu
3.
Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat,
ditunjukkan rasa ingin tahu anak yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar.
Snowman mengemukakan ciri-ciri anak usia dini (3–6) tahun yang
meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif anak. Keempat ciri-ciri
tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1.
Ciri fisik
a)
Anak pada umumnya sangat aktif. Mereka telah
memiliki penguasaan (kontrol) terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan
yang dilakukan sendiri. Berikan kesempatan pada anak untuk lari, memanjat dan
melompat. Usahakan kegiatan-kegiatan tersebut di atas sebanyak mungkin sesuai
dengan kebutuhan anak dan selalu dibawah pengawasan guru.
b)
Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak
membutuhkan istirahat yang cukup. Seringkali anak tidak menyadari bahwa mereka
harus beristirahat cukup. Jadwal aktifitas yang tenang diperlukan anak.
c)
Otot-otot besar pada anak usia dini lebih
berkembang dari pada kontrol terhadap jari dan tangan. Oleh karena itu biasanya
anak belum terampil melakukan kegiatan yang rumit seperti misalnya mengikat
tali sepatu.
d) Anak masih mengalami
kesulitan bila harus menfokuskan pandangannya pada obyek-obyek yang ukurannya
kecil. Itulah sebabnya koordinasi tangan kurang sempurna.
e)
Walaupun tubuh anak ini lentur, tetapi tengkorak
kepala anak yang melindungi otak masih lunak.
f)
Anak perempuan lebih terampil dari pada anak
laki-laki dalam mengerjakan tugas yang bersifat praktis, khususnya motorik
halus.
1.
Ciri sosial
a)
Pada umumnya anak cepat menyesuaikan diri secara
sosial memiliki satu atau dua sahabat, tetapi sahabat ini cepat berganti.
Mereka umumnya dapat cepat menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau bermain
dengan teman. Sahabat yang dipilih biasanya yang sama jenis kelaminnya, tetapi
kemudian berkembang sahabat dari jenis kelamin yang berbeda.
b)
Kelompok bermainnya cenderung kecil dan tidak
terlalu terorganisasi dengan baik. Oleh karena kelompok tersebut cepat
berganti-ganti.
c)
Anak lebih mudah sering kali bermian
bersebelahan dengan anak yang lebih besar. Perselisihan sering terjadi
namun dengan cepat kemudian berbaikan kembali.
d) Telah menyadari peran
jenis kelamin
3.
Ciri emosional
a)
Anak cenderung mengekspresikan emosinya dengan
bebas dan terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia
tersebut.
b)
Iri hati pada anak usia dini sering terjadi,
sering memperebutkan perhatian guru.
4.
Ciri kognitif
a)
Anak pra sekolah umumnya terampil dalam
berbahasa. Sebagian dari mereka senang berbicara, dan sebagian dari mereka juga
dilatih untuk menjadi pendengar yang baik.
b)
Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui
interaksi, minat, kesempatan, mengagumi dan kasih sayang.
C. Ciri – Ciri Perkembangan Anak Secara Umum
1.
Terjadinya perubahan dalam aspek fisik
(perubahan berat badan dan organ organ tubuh) dan aspek psikis (matangnya
kemampuan berpikir, mengingat, dan berkreasi)
2.
Terjadinya perubahan dalam proporsi; aspek fisik
(proporsi tubuh anak beubah sesuai dengan fase perkembangannya) dan aspek
psikis (perubahan imajinasi dari fantasi kerealitas)
3.
Lenyapnya tanda tanda yang lama; tanda – tanda
fisik (lenyapnya kelenjar thymus (kelenjar anak anak) seiring bertambahnya usia
aspek psikis (lenyapnya gerak gerik kanak kanak dan perilaku impulsif).
4.
Diperolehnya tanda tanda yang baru; tanda tanda
fisik (pergantian gigi dan karakter seks pada usia remaja) tanda tanda psikis
(berkembangnya rasa ingin tahu tentang pengetahuan, moral, interaksi dengan
lawan jenis)
Menurut NAEYC (National Association for The Education of Young
Children) adalah anak usia dni anak yang berada pada rentang usia 0 – 8 tahun, yang
tercakup dalam program pendidikan di Taman Penitipan Anak, penitipan anak pada
keluarga, pendidikan prasekolah baik itu swasta ataupun negeri, TK, dan SD.
Untuk karakteristik anak usia dini bisa dilihat d bawah ini :
1.
Memiliki rasa ingin tahu yang besar
Anak usia dini sangat ingin tahu tentang dunia sekitarnya. Pada
masa bayi rasa inign tahu ini ditunjukkan dengan meraih benda yang ada dalam
jangkauannya kemudian memasukkannya ke mulutnya. Pada usia 3-4 tahun anak
sering membongkar pasang segala sesuatu untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Anak
juga mula gemar bertanya meski dalam bahasa yang masih sangat sederhana.
2.
Merupakan pribadi yang unik
Meskipun banyak kesamaan dalam pola umum perkembangan anak usia
dini, setiap anak memiliki kekhasan tersendiri dalam hal bakat, minat, gaya
belajar, dan sebagainya. Keunikan ini berasal dari faktor genetis dan juga
lingkungan. Untuk itu pendidik perlu menerapkan pendekatan individual dalam
menangani anak usia dini.
3.
Suka berfantasi dan berimajinasi.
Fantasi adalah kemampuan membentuk tanggapan baru dengan
pertolongan tanggapan yang sudah ada. Imajinasi adalah kemampuan anak untuk
menciptakan obyek atau kejadian tanpa didukung data yang nyata (Siti Aisyah,
2008).
Anak usia dini sangat suka membayangkan dan mengembangkan berbagai
hal jauh melampaui kondisi nyata. Bahkan terkadang mereka dapat menciptakan
adanya teman imajiner. Teman imajiner itu bisa berupa orang, benda, atau pun
hewan.
4.
Masa paling potensial untuk belajar
Masa itu sering juga disebut sebagai “golden age” atau usia emas.
Karena pada rentang usia itu anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
sangat pesat di berbagai aspek. Pendidik perlu memberikan berbagai stimulasi
yang tepat agar masa peka ini tidak terlewatkan begitu saja. Tetapi mengisinya dengan
hal-hal yang dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak.
5.
Menunjukkan sikap egosentris.
Pada usia ini anak memandang segala sesuatu dari sudut pandangnya
sendiri. Anak cenderung mengabaikan sudut pandang orang lain. Hal itu terlhat
dari perilaku anak yang masih suka berebut mainan, menangis atau merengek
sampai keinginannya terpenuhi.
6.
Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek.
Anak usia dini memiliki rentang perhatian yang sangat pendek.
Pehatian anak akan mudah teralih pada hal lain terutama yang menarik
perhatiannya. Sebagai pendidik dalam menyampaikan pembelajaran hendaknya
memperhatikan hal ini.
7.
Sebagai bagian dari makhluk sosial.
Anak usia dini mulai suka bergaul dan bermain dengan teman
sebayanya. Ia mulai belajar berbagi, mau menunggu giliran, dan mengalah
terhadap temannya. Melalui interaksi sosial ini anak membentuk konsep dirinya.
Ia mulai belajar bagaimana caranya agar ia bisa diterima lingkungan sekitarnya.
Dalam hal ini anak mulai belajr untuk berperilaku sesuai tuntutan dari
lingkungan sosialnya karena ia mulai merasa membutuhkan orang lain dalam
kehidupannya
D. Tugas Tugas Perkembangan
1.
Hakikat tugas perkembangan
Tugas-tugas perkembangan yaitu tugas-tugas yang
harus dilakukan atau dikuasai oleh seseorang dalam masa-masa atau usia tertentu
sesuai dengan norma-norma dalam masyarakat dan kebudayaan tertentu agar dapat
hidup bahagia dan mampu menyelesaikan tugas-tugas perkembangan berikutnya.
Robert Havighurst (Adam & Gullota, 1983) melalui perspektif psikososial
berpendapat bahwa periode yang beragam dalam kehidupan individu menuntut untuk
menuntaskan tugas-tugas perkembangan yang khusus. Tugas-tugas ini berkaitan
erat dengan perubahan kematangan, persekolahan, pekerjaan pengalaman beragama,
dan hal lainnya sebagai persyaratan untuk pemenuhan kebahagiaan hidupnya.
Selanjutnya Robert J. Havighurst (Syamsu Yusuf,
2008 : 65) mengartikan tugas-tugas perkembangan itu sebagai berikut “A developmental task is a task which arises at or about a certain
period in the life of the individual, successful achievement of which leads to
his happiness and to success with later task. While failure leads to un
happiness in the individual, disapproval by society, and difficulty with later
task”.
Maksudnya, bahwa tugas perkembangan itu
merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan
individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa
kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya, sementara
apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang
bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam
menuntaskan tugas-tugas berikutnya.
Yusuf (2008:66) tugas-tugas perkembangan ini
berkaitan dengan sikap, perilaku, atau keterampilan yang seyogyanya dimiliki oleh
individu, sesuai dengan usia atau fase perkembangannya. Hurlock (1981)
menyebutkan tugas-tugas perkembangan ini sebagai social expectations. Dalam arti, setiap kelompok budaya
mengharapkan anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh
pola perilaku yang disetujui bagi berbagai usia sepanjang rentang kehidupan.
Pada setiap masa perkembangan individu, ada
berbagai tugas perkembangan yang harus dikuasai, adapun tugas perkembangan masa
kanak-kanak menurut Carolyn Triyon dan J. W. Lilienthal (Hildebrand, 1986 : 45)
adalah sebagai berikut :
1. Berkembang menjadi
pribadi yang mandiri. Anak belajar untuk berkembang menjadi pribadi yang
bertanggung jawab dan dapat memenuhi segala kebutuhannya sendiri sesuai dengan
tingkat perkembangannya di usia Taman Kanak-kanak.
2. Belajar memberi, berbagi
dan memperoleh kasih sayang. Pada masa Taman Kanak-kanak ini anak belajar
untuk dapat hidup dalam lingkungan yang lebih luas yang tidak hanya terbatas
pada lingkungan keluarga saja, dalam masa ini anak belajar untuk dapat saling
memberi dan berbagi dan belajar memperoleh kasih sayang dari sesama dalam
lingkungannya.
3. Belajar bergaul dengan
anak lain. Anak belajar mengembangkan kemampuannya untuk dapat bergaul dan
berinteraksi dengan anak lain dalam lingkungan di luar lingkungan keluarga.
4. Mengembangkan
pengendalian diri. Pada masa ini anak belajar untuk bertingkah laku sesuai
dengan tuntutan lingkungannya. Anak belajar untuk mampu mengendalikan dirinya
dalam berhubungan dengan orang lain. Pada masa ini anak juga perlu menyadari
bahwa apa yang dilakukannya akan menimbulkan konsekuensi yang harus
dihadapinya.
5. Belajar bermacam-macam
peran orang dalam masyarakat. Anak belajar bahwa dalam kehidupan bermasyarakat
ada berbagai jenis pekerjaan yang dapat dilakukan yang dapat menghasilkan
sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhannya dan dapat menghasilkan jasa bagi orang
lain. Contoh, seorang dokter mengobati orang sakit, guru mengajar anak-anak di
kelas, pak polisi mengatur lalu lintas, dan lain sebagainya.
6. Belajar untuk mengenal
tubuh masing-masing. Pada masa ini anak perlu mengetahui berbagai anggota
tubuhnya, apa fungsinya dan bagaimana penggunaannya. Contoh, mulut untuk makan
dan berbicara, telinga untuk mendengar, mata untuk melihat dan sebagainya.
7. Belajar menguasai ketrampilan
motorik halus dan kasar. Anak belajar mengkoordinasikan otot-otot yang ada pada
tubuhnya, baik otot kasar maupun otot halus. Kegiatan yang memerlukan
koordinasi otot kasar diantaranya berlari, melompat, menendang, menangkap bola
dan sebagainya. Sedangkan kegiatan yang memerlukan koordinasi otot halus adalah
pekerjaan melipat, menggambar, meronce dan sebagainya.
8. Belajar mengenal
lingkungan fisik dan mengendalikan. Pada masa ini diharapkan anak mampu
mengenal benda-benda yang ada di lingkungan, dan dapat menggunakannya secara
tepat. Contoh, anak belajar mengenal ciri-ciri benda berdasarkan ukuran,
bentuk, dan warnanya. Selain dari itu, anak dapat membandingkan satu benda
dengan benda lain berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki benda tersebut.
9. Belajar menguasai
kata-kata baru untuk memahami anak/orang lain. Anak belajar menguasai berbagai
kata-kata baru baik yang berkaitan dengan benda-benda yang ada di sekitarnya,
maupun berinteraksi dengan lingkungannya. Contoh, anak dapat menyebutkan nama
suatu benda, atau mengajak anak lain untuk bermain, dan sebagainya.
10. Mengembangkan perasaan
positif dalam berhubungan dengan lingkungan. Pada masa ini anak belajar
mengembangkan perasaan kasih sayang terhadap apa-apa yang ada dalam lingkungan,
seperti pada teman sebaya, saudara, binatang kesayangan atau pada benda-benda
yang dimilikinya.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada masa pendidikan anak usia dini
(PAUD) maupun masa taman kanak-kanak anak akancenderung melakukan pembelajaran seperti yang telah disebutkan diatas. Untuk itulah sebagai pendidik anda harus bisa menyesuaikan tugas-tugas dalam periode perkembangan anak ini, hal itu dimaksudkan agar proses pembelajaran anak bisa berjalan efektif dan efisien.
B. SARAN
Marilah kita bekerja sama dan sama-sama
bekerja untuk memperbaiki masa depan generasi kita, karena hitam dan putih bangsa
ini ada di tangan mereka semua. Untuk itu dengan memahami anak anak
kita akan mudah membimbing mereka menjadi anak anak yang berprestasi dan dapat
menjadi penerus yang baik bagi bangsa dan negara
DAFTAR
PUSTAKA
2.
Desmita.
2010. Psikologi perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
3.
Ramli,
M. 2005. Pendampingan Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta
: Departemen Pendidikan Nasional
JAMMOSKIP CASINO & SUITE BONUS - JS Hub
BalasHapusThe JAMMOSKIP CASINO and 영천 출장마사지 SUITE BONUS 의왕 출장마사지 tickets will be 남양주 출장마사지 available in two separate compartments. The JAMMOSKIP CASINO 과천 출장마사지 AND SUITE BONUS 통영 출장마사지