PENGARUH LATIHAN CIRCUIT
TRAINING TERHADAP SHOOTING DALAM
PERMAINAN SEPAK BOLA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar
Penjas
(I PUTU WISNU OCTA VERNANDA, M.Pd)
Disusun oleh :
Nama
: AKMAL FADHOLI
Npm
:
20161320016
Kelas
: D
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
DHARMA WACANA METRO
HALAMAN PENGESAHAN
Proposal Tentang :
Pengaruh
Latihan Circuit Training Terhadap Shooting Dalam Permainan Sepak Bola Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung”.
Disusun Oleh :
AKMAL FADHOLI
Npm : 20161320016
Telah disetujui dan dibimbing sejak tanggal
21 januari 2018 sampai dengan selesai pembuatan.
Disetujui
oleh
Dosen
pembimbing
Metro, Mei 2018
I Putu Wisnu
Octa Vernanda, M.Pd
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan
kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan proposal penelitian ini
dapat diselesaikan.
Proposal ini
disusun untuk diajukan sebagai tugas
mata kuliah seminar penjas dengan
judul Pengaruh
Latihan Circuit Training Terhadap Shooting Dalam Permainan Sepak Bola Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung.
Terima kasih disampaikan kepada bapak Putu selaku dosen mata kuliah seminar penjas yang telah membimbing dan
memberikan kuliah demi lancarnya tugas ini.
Demikianlah proposal ini
disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata kuliah seminar penjas yaitu proposal penelitian dengan judul Pengaruh Latihan Circuit Training
Terhadap Shooting Dalam Permainan Sepak Bola Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19
Bandar Lampung.
Metro, 2018
Tim penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL…………………………………………………………. i
HALAMAN
PENGESAHAN........................................................................... ii
KATA
PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR
ISI………………………………………………………………….. iv
BAB
I. PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar
Belakang Masalah………………………………………………...
1
1.2 Identifikasi Masalah……………………………………………………
4
1.3 Rumusan Masalah……………………………………………………….... 4
1.4 Tujuan Penelitian………………………………………………………….. 4
1.5 Manfat Penelitian………………………………………………………….. 4
BAB
II. KAJIAN TEORI ................................................................................... 5
2.1
Pengertian Sepak Bola………………………………………………………..5
2.2 Pengertian Latihan
Circuit Training………………………………………….6
2.3 Kerangka Berpikir…………………………………………………………….7
2.4 Hipotesis………………………………………………………………………7
BAB
III.
METODOLOGI PENELITIAN ……………………………….…..
8
3.1 Jenis Penelitian………………………………………………………….…...8
3.2 Rancangan Penelitian
……………………………………………………….8
3.3 Lokasi dan Waktu
Penelitian………………………………………………...9
3.4 Populasi dan Sampel…………………………………………………….…..9
3.5
Variabel Penelitian ……………………………………………………….....9
3.6 Instrumen Penelitian
………………………………………………………..10
3.7 Teknik Pengumpulan
Data………………………………………………….10
3.8
Teknik Analisis Data………………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Sekolah pada hakikatnya merupakan
lembaga pendidikan yang bertugas untuk membantu mengembangkan seluruh potensi
anak didiknya, membekalinya dengan ilmu pengetahuan, sikap dan kemampuanagar
suatu saat dapat bermanfaat bagi bangsa dan negaranya serta mampu melanjutkan
estafet pembangunan bangsa. Seseorang dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara
adalah seseorang yang memiliki pendidikan sesuai bakatnya.Pendidikan nasional
bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
seutuhnya yaitu manusia berbudi pekerti luhur, memiliki kemampuan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Untuk dapat merealisasikan tujuan
pendidikan maka sekolah mengambil peranan penting dalam mengemban amanat
tersebut. Salah satu upaya untuk mewujudkan kualitas manusia tersebut adalah
melalui pendidikan jasmani.Pembelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media
untuk mendorong perkembangankemampuanmotorik,kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran,
penghayatan nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, dan sosial), 2membantu
siswa memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerak
secara aman, efisien, dan efektif sehingga menghargai manfaat aktivitas jasmani
bagi peningkatan kualitas hidup dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk
merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang.
Pendidikan jasmani merupakan fase
dari program pendidikan keseluruhan melalui pengalaman gerak memberikan
perhatian yang proporsional dan memadai pada domain-domain pembelajaran yaitu
psikomotor, kognitif, dan afektif. Adapun materi pokok pendidikan jasmani itu
sendiri diklasifikasikan menjadi enam aspek, yaitu: 1) teknik/ kemampuandasar
permainan dan olahraga, 2) aktifitas pengembangan, 3) uji diri/ senam, 4)
aktifitas ritmik, 5) aquatik (aktifitas air), 6) pendidikan luar kelas
(outdoor).Materi Pendidikan Jasmani pada Sekolah Menengah Pertama (SMP), untuk
aspek kemampuan olahraga termasuk di antaranya mempraktikan berbagai teknik dasar
permainan dan olahraga, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Salah satu materi olahraga yang
terdapat pada kurikulum di Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)
adalah permainan sepakbola.Sepakbola merupakan olahraga sangat digandrungi masyarakat
diIndonesia maupun di dunia saat ini. Sepakbola telah menjadi kiblat
bagiolahraga itu sendiri. Tidak hanya laki-laki saja, namun perempuan juga
sangat menyukai sepakbola. Sepakbola sangatlah universal, olahraga ini tidak memandang
ras, suku, jenis kelamin, agama, tua dan muda berhak menikmatisepakbola.
Walaupun sebagian dari orang-orang ini hanya mengetahui dan tidak bisa
memainkanya, tetapi hal tersebut cukup membuktikan bahwa sepakbola merupakan
olahraga yang popular di dunia. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan
menggunakan seluruh anggota badan kecuali lengan dan tangan, kecuali penjaga
gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan hukuman,
(Sucipto, 2000: 7). Menurut Rusli Lutan (2000: 60), kondisi fisik seseorang
akan sangat mempengaruhi bahkan menentukan gerak penampilannya. Jika teknik pemain
sepakbola baik maka akan sangat menunjang pemain tersebut dalam mengembangkan
teknik dan taktik dilapangan.
Salah satu teknik dasar yang sering
digunakan dalam sepakbola adalah menendang bola ke gawang atau shooting. Menendang bola ke gawang atau shooting merupakan salah satu
keterampilan yang harus dikuasai dengan benar oleh pemain sepakbola, karena
dalam menendang bola ke gawang seorang pemain harus benar-benar ahli dalam
penempatan guna menciptakan peluang untuk mencetak gol. Maka sangat penting
untuk meningkatkan kemampuan menendang atau shooting dalam bermain
sepakbola.Kemampuan tersebut hanya dapat ditingkatkan jika siswa telah memiliki
kondisi fisik yang menunjang.
Dari hasil observasi penulis pada
saat ekstrakurikuler dan melihat pertandingan sepakbola, ternyata penguasaan
teknik dasar bermain sepakbola pada siswa relatif rendah terutama padasaat
menendang bola ke arah gawang banyak kesempatan yang hilang pada saat menembak
ke gawang lawan. Pada saat jam pembelajaran materi sepakbola, peneliti melihat
bahwa siswa masih sering melakukan kesalahan teknik dan gerakan pada saat
mempertahankan gawang maupun penyerangan ke gawang lawan. Kesalahan tersebut
diantaranya ketika melakukan teknik gerakan dengan bola misalnya pada saat
menendang bola ke gawang seringkali hasil tendangan tidak masuk sasaran ke
gawang (gol), atau tendangan untuk mengoper pada lawan tendangan tidak terarah
sehingga mudah diambil oleh musuh. Peneliti mengidentifikasi penyebab masih
rendahnya kondisi fisik dan teknik siswa untuk melakukan tendangan (shooting) ke gawang adalah karena
latihan dalam pembelajaran yang digunakan masih kurang tepat dan kurang
bervariatif untuk meningkatkan kondisi fisik dan teknik siswa.
Latihan Circuit training ini
disesuaikan dengan materi, mempertimbangkan situasi dan kondisi serta kebutuhan
karakteristik siswa. Maka melalui Circuit training tersebut diharapkan dapat
memudahkan siswa dalam menguasai teknik menembak (shooting)dalam permainan sepakbola. Program latihan sirkuit yang
dikemukakan oleh J.P. O’Shea dalam Sajoto (1995: 163), dilakukan dengan 8
stasiun tempat latihan.Setiap stasiun terdiri dari suatu latihan yang dilakukan
selama 45 detik, danrepetisi latihan antara 15-20 kali, waktu istirahat dalam
satu stasiun, sebelum berpindah ke stasiun berikutnya adalah 1 menit atau
kurang. Dalam penelitian ini latihan sirkuit merupakan serangkaian latihan yang
dapat dilakukan olehsiswa SMP Negeri 19 Bandar Lampung pada suatu ruangan atau
tempat terbuka dimana telah ditentukan jumlah pos sebanyak 5-6 pos dengan
setiap pos dilakukan selama 30 detik, dan repetisi sebanyakbanyaknya,waktu
istirahat adalah satu menit sebelum melanjutkan ke posberikutnya, latihan ini
dilakukan dalam dua set.
Bentuk-bentuk latihan dalam tiap pos
meliputi kecepatandan kelincahan (zig-zag run), daya tahan (lari
sprint),dayaledak (melompaticone), kekuatan (push up dan sit up),fleksibilitas
(lari kanan kiri),koordinasi kaki menembak bola ke target gawang. Berdasarkan
berbagai uraian di atas, peneliti bermaksud mengadakan eksperimen untuk
mengetahui pengaruh latihan circuit training Terhadap peningkatan hasil
shooting sepakbola siswa SMP Negeri 19 Bandar Lampung.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah diatas, maka penulis mengedentifikasi masalah sebagai
berikut :
1. Kurangnya
kemampuan siswa dalam melakukan shooting dalam permainan sepakbola
siswa
Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung.
2.
Rendahnya kemampuan siswa dalam mencetak gol dalam permainan sepakbola.
3. Masih lemahnya kemampuan siswa dalam
kontrol bola sehingga bola sulit dikendalikan
dan mudah untuk direbut lawan.
1.3
Rumusan Masalah
Sesuai
latar belakangdan identifikasi masalah di atas,maka masalah penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
Apakah latihan circuit
trainingberpengaruh pada shootingdalam permainan sepakbola siswa Kelas VIII SMP
Negeri 19 Bandar Lampung?
1.4
Tujuan Penelitian
Berdasarkan
permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan :
“Untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh latihan circuit training terhadap meningkatan
keterampilan shootingpada siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung”
1.5
Manfaat Penelitian
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai wawasan dan masukan bagi:
1.
Bagi siswa, meningkatkan kondisi fisik yang menunjang keberhasilan shooting
dalam bermain sepakbola.
2. Bagi Peneliti, dapat mengetahui secara jelas
seberapa besar pengaruh latihan circuit
training terhadap keterampilan shooting.
3.
Bagi pelatih sepakbola maupun guru Pendidikan Jasmani, sebagai salah satu
metode dalam melatih sepakbola khususnya dalam hal melatih keterampilan
shooting dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
BAB
II
KAJIAN
TEORI
2.1
Pengertian Sepak Bola
Sepak bola
adalah cabang olahraga
yang menggunakan bola
yang umumnya terbuat dari bahan kulit dan dimainkan oleh dua tim yang
masing-masing beranggotakan 11 (sebelas) orang pemain inti dan beberapa pemain
cadangan. Memasuki abad ke-21, olahraga ini telah dimainkan oleh lebih dari 250
juta orang di 200 negara, yang menjadikannya olahraga paling populer di dunia. Sepak
bola bertujuan untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya dengan memasukan bola ke gawang lawan.
Sepak bola dimainkan dalam lapangan terbuka yang berbentuk persegi panjang, di atas rumput atau rumput
sintetis.
Secara
umum, hanya penjaga gawang saja yang berhak menyentuh bola
dengan tangan
atau lengan di
dalam daerah gawangnya, sedangkan 10 (sepuluh) pemain lainnya diizinkan
menggunakan seluruh tubuhnya selain tangan, biasanya dengan kaki untuk menendang, dada untuk mengontrol,
dan kepala
untuk menyundul bola. Tim yang mencetak gol paling banyak pada akhir
pertandingan menjadi pemenangnya. Jika hingga waktu berakhir masih berakhir
imbang, maka dapat dilakukan undian, perpanjangan waktu maupun adu
penalti, bergantung pada format penyelenggaraan kejuaraan. Dari sebuah
pertandingan resmi, 3 poin diberikan kepada tim pemenang, 0 poin untuk tim yang
kalah dan masing-masing 1 poin untuk dua tim yang bermain imbang. Meskipun
demikian, pemenang sebuah pertandingan sepak bola dapat dibatalkan
sewaktu-waktu atas skandal dan tindakan kriminal yang terbukti di kemudian hari. Sebuah
laga sepak bola dapat dimenangkan secara otomatis oleh sebuah tim dengan 3-0
apabila tim lawan sengaja mengundurkan diri dari pertandingan
(Walk Out).
2.2 Pengertian Latihan
Circuit Training
Menurut
Suharjana (2004: 69) circuit training merupakan bentuk latihan yang terdiri
dari beberapa pos latihan yang dilakukan secara berurutan dari pos satu sampai
pos terakhir. Jumlah pos antara 8-16 pos dengan istirahat dilakukan pada jeda
antar pos satu dengan yang lainnya.Bentuk latihan biasanya disusun dalam
lingkaran dan terdiri dari beberapa pos. Dengan sedikit kecerdikan dan kreatifitas
pelatih akan dapat mendesain suatu sirkuit yang paling cocok untuk cabang
olahraganya.“Circuit training” berarti beberapa kelompok olah raga atau pos
yang berada di area dan harus diselesaikan dengan cepat. Tiap peserta harus
menyelesaikan satu pos dahulu sebelum ke pos lainnya. Circuit training ialah
suatu program
latihan
yang di ciptakan oleh R.E. Morgan and G.T. Anderson pada tahun 1953, dalam
program latihan ini, terdapat beberapa stasiun kebugaran jasmani, seperti push
up, sit up, dan lain-lain.
Dalam
program latihan cicuit trainingini digunakan jarak tiap pos15 detik sampai 3
menit untuk menjaga agar otot tidak kelelahan. Bentuk sederhana dari circuit
training yang dibuat
adalah :
1. Lari
zig-zag
2. Lari
Sprint
3. Lompat cone
4. Push-up
5. Lompat
kanan-kiri
6. Menembak
ke gawang
2.3
Kerangka Berpikir
Dalam suatu kerangka pemikiran harus
memuat suatu teori sebagai arahan untuk membimbing penelitian ini dalam memilih
data yang relevan dan menganalisis data yang diperoleh secara sistematis.Setiap
pemain harus menguasai teknik dasar tersebut agar mampu bermain sepakbola
dengan terampil. Dengan menguasai teknik dasar akan mendukung penampilan dalam
bermain dan bertanding, memilki rasa percaya diri yang baik, optimis dan
semangat yang tinggi sewaktu bermain atau bertanding. Salah satu teknik dasar
yang paling banyak dipakai dalam bermain sepakbola adalah menendang. Menendang
dilakukan untuk memberi umpan kepada teman atau mengoper bola, bisa juga untuk
menghidupkan bola kembali setelah terjadi suatu pelanggaran seperti tendangan
bebas, tendangan penjuru,
tendangan hukuman,tendangan
gawang,namun diantara itu semua melakukan tendangan adalah untuk menembakkan
bola kedalam gawang lawan dengan tujuan membuat gol kemenangan.
2.4 Hipotesis
Penelitian ini dilakukan guna
menguji suatu hipotesis, karena merupakan jawaban yang bersifat sementara
sementara dari suatumasalah penelitian, (Surahmad, 1985 : 60) mengemukakan
bahwa “suatu hipotesis adalah perkiraan jawaban sementara terhadap problem
penelitian”.Berdasarkan kerangka pikir di atas maka hipotesis dalam penelitian
ini
adalah:
H0 : “Tidak ada pengaruh yang
signifikan dari Latihan Circuit TrainingTerhadap
ShootingDalam Permainan Sepak Bola
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung”.
H1 : “Ada pengaruh yang signifikan
dari Latihan Circuit Training Terhadap Shooting
Dalam Permainan Sepak Bola Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung”
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis
Penelitian
Jenis
Penelitian yang digunakan adalah penelitian pre-test (tesawal) dan post-test (tes akhir) yang bersifat eksperimen. Dengan proses memberikan
tes awal kepada siswa sebelum
diberikan perlakuan dan setelah itu
diberikan perlakuan yang selanjutnya di tes kembali dengan memberikan tes
akhir.
3.2
Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini dibuat agar
pelaksanaan proses penelitian lebih mudah dikerjakan, sehingga membantu
peneliti dalam pengambilan data. Pada penelitian ini dapat diambil pada waktu
sebelum perlakuan (treatmen)
dilakukan dan setelah perlakuan (treatmen)
dilakukan, pengambilan data dilakukan untuk mengetahui seberapa kemampuan shooting pada Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 19 Bandar Lampung”.Seperti pada gambar penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Tabel. 3.1.
Rancangan Penelitian
![]() ![]() ![]() |
|||
R
|
O1
|
X
|
O2
|
Keterangan :
O1 : Tes awal
x : Perlakuan
O2 : Tes akhir
Gambar 1. Rancangan penelitian
Sumber
(S. Margono, 1997:157)
3.3
Lokasi dan Waktu Penelitian
1) Penelitian ini dilaksanakan
dilapangan SMP Negeri 19 Bandar Lampung.
2) Waktu penelitian adalah dua
bulan dari tanggal 18 januari s/d 18 maret 2018.
3.4
Populasi dan Sampel
3.4.1Populasi
Menurut Sugiono (2007:17) bahwa
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yan ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
Adapun yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang
berjumlah 20 orang.
3.4.2
Sampel
Menurut Sugiyono (1996:11) bahwa
sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang memiliki populasi
tersebut. Dengan demikian dalam penelitian ini penulis
mengambil sampel dari keseluruhan jumlah populasi yakni 20 Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19
Bandar Lampung
3.5 Variabel
Penelitian
Variabel
penelitian adalah gejala yang bervariasi dan menjadi objek atau kajian
penelitian.Konsep tentang variabel penelitian digunakan sebagai dasar dan
pegangan dalam mengatur data. Adapun variabel yang menjadi kajian dalam
penelitian
ini meliputi 2 (dua) hal yaitu :
1.
Variabel bebas adalah latihan circuit training
2.
Variabel terikat adalah kemampuan dalam melakukan shooting kegawang
3.6
Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan informsi atau data
tentang keadaan objek dan sekaligus untuk mengontrol objek maupun mengukur
variabel, sangat dibutuhkan instrumen penelitian yang akurasi, persisi, dan
peka. Instrumen penelitian yang akurasi pada hakekatnya berkaitan erat dengan
validitas instrument sehingga benar-benar dapat mengukur apa yang hendak diukur
dalam penelitian. Instrument
yang persisi artinya instrumen yang dapat memberikan kestabilan ketika
dilakukan pengulangan pengukuran, serta instrumen yang peka artinya instrumen
yang dapat mendeteksi besarnya perubahan dalam pengulangan pengukuran yang
dilakukan.
Prosedur pengembangan instrumen
yaitu menggunakan teknik tes perlakuan atau performance
yang berupa tes kemampuan dalam melakukan shooting.Adapun alat dan
fasilitas yang digunakan adalah sebagai berikut : 1) Stopwatch, 2) pluit, 3) coon, 4) Alat tulis menulis, 5) Kamera. 6)bola kaki
3.7
Teknik Pengumpulan Data
Karena jenis penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen, maka peneliti sebelumnya telah menyiapkan
kategori kegiatan pengumpulan data serta formulir isian secara khusus.Dengan
demikian taknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode
observasi terstruktur dengan pengamatan langsung.Pengamatan langsung yang
dimaksud untuk mangamati kegiatan tes perlakuan sesuai dengan variabel-variabel
yang diteliti dalam kemampuan melakukan shooting
dengan melakukan tes performance sebelum
dan sesudah melakukan latihan circuit training
Penilaian hasil dari kemampuan shooting dimasukkan kedalam beberapa
kategori seperti pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.2.Kategori penilaian Kemampuan shooting.
Kategori
|
Nilai
|
Baik Sekali
|
>75
|
Baik
|
65– 74
|
Cukup
|
50 – 64
|
Kurang
|
35– 49
|
Kurang sekali
|
< 34
|
3.8 Teknik Analisis Data
Setelah pengumpulan data selesai,selanjutnya
penulis menganalisis data
dengan statistik yang menggunakan rumust-test.
Adapun langkah-langkah untuk
menghitung analisa data yaitu:
1) Tabel; 3.5. Perhitungan
statistik dengan pola pre-test and
post-test design adalah sebagai berikut :
No
|
X1
|
X2
|
D
(X2-X1)
|
D
(D-MD)
|
d2
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
∑X1
|
∑X2
|
∑D
|
∑d
|
∑d2
|
Keterangan :
X1 :
Nilai tes awal/ pre-test
X2 :
Nilai tes akhir/ post-test
D :
Perbedaan dari tiap-tiap pasangan
d :
Deviasi perbedaan
d2 :
Kuadrat dan deviasi perbedaan
∑ :
Jumlah
DAFTAR PUSTAKA
WIKIPEDIA.COM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar