Selasa, 05 Juni 2018

CONTOH PROPOSAL PENELITIAN SIMPLE



PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP SHOOTING DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar Penjas

(I PUTU WISNU OCTA VERNANDA, M.Pd)






                Disusun oleh :
Nama  :  AKMAL FADHOLI
Npm    :  20161320016
Kelas   :  D



SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
DHARMA WACANA METRO
TAHUN AJARAN2017/2018


HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Tentang       :  Pengaruh Latihan Circuit Training Terhadap Shooting                                               Dalam Permainan Sepak Bola Siswa Kelas VIII SMP                                                 Negeri 19 Bandar Lampung”.
Disusun Oleh             :   AKMAL FADHOLI
Npm                           :   20161320016

Telah disetujui dan dibimbing sejak tanggal 21 januari 2018 sampai dengan selesai pembuatan.







Disetujui oleh
Dosen pembimbing
Metro,     Mei 2018


I Putu Wisnu Octa Vernanda, M.Pd








KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa  yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya  sehingga penyusunan proposal penelitian ini dapat diselesaikan.
Proposal ini disusun untuk diajukan sebagai  tugas mata kuliah seminar penjas dengan judul Pengaruh Latihan Circuit Training Terhadap Shooting Dalam Permainan Sepak Bola Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung.
Terima kasih disampaikan kepada bapak Putu selaku dosen mata kuliah seminar penjas yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya tugas ini.
Demikianlah proposal ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata kuliah seminar penjas yaitu proposal penelitian dengan judul Pengaruh Latihan Circuit Training Terhadap Shooting Dalam Permainan Sepak Bola Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung.


                                                                                                  

Metro,                          2018


               Tim penyusun








DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………….     i
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................    ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................   iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..   iv

BAB I.    PENDAHULUAN.............................................................................     1
1.1    Latar Belakang Masalah………………………………………………...    1
1.2    Identifikasi Masalah……………………………………………………     4
1.3  Rumusan Masalah………………………………………………………....     4
1.4  Tujuan Penelitian…………………………………………………………..    4
1.5  Manfat Penelitian…………………………………………………………..    4

BAB II.  KAJIAN TEORI ................................................................................... 5
2.1  Pengertian Sepak Bola………………………………………………………..5
2.2  Pengertian Latihan Circuit Training………………………………………….6
2.3  Kerangka Berpikir…………………………………………………………….7
2.4  Hipotesis………………………………………………………………………7

BAB III.  METODOLOGI  PENELITIAN ……………………………….….. 8
3.1   Jenis Penelitian………………………………………………………….…...8
3.2   Rancangan Penelitian ……………………………………………………….8
3.3   Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………………………...9
3.4   Populasi dan Sampel…………………………………………………….…..9
3.5   Variabel Penelitian ……………………………………………………….....9
3.6   Instrumen Penelitian ………………………………………………………..10
3.7   Teknik Pengumpulan Data………………………………………………….10
3.8   Teknik Analisis Data………………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..12



BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang Masalah
 
Sekolah pada hakikatnya merupakan lembaga pendidikan yang bertugas untuk membantu mengembangkan seluruh potensi anak didiknya, membekalinya dengan ilmu pengetahuan, sikap dan kemampuanagar suatu saat dapat bermanfaat bagi bangsa dan negaranya serta mampu melanjutkan estafet pembangunan bangsa. Seseorang dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara adalah seseorang yang memiliki pendidikan sesuai bakatnya.Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yaitu manusia berbudi pekerti luhur, memiliki kemampuan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Untuk dapat merealisasikan tujuan pendidikan maka sekolah mengambil peranan penting dalam mengemban amanat tersebut. Salah satu upaya untuk mewujudkan kualitas manusia tersebut adalah melalui pendidikan jasmani.Pembelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangankemampuanmotorik,kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, dan sosial), 2membantu siswa memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerak secara aman, efisien, dan efektif sehingga menghargai manfaat aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang.
Pendidikan jasmani merupakan fase dari program pendidikan keseluruhan melalui pengalaman gerak memberikan perhatian yang proporsional dan memadai pada domain-domain pembelajaran yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif. Adapun materi pokok pendidikan jasmani itu sendiri diklasifikasikan menjadi enam aspek, yaitu: 1) teknik/ kemampuandasar permainan dan olahraga, 2) aktifitas pengembangan, 3) uji diri/ senam, 4) aktifitas ritmik, 5) aquatik (aktifitas air), 6) pendidikan luar kelas (outdoor).Materi Pendidikan Jasmani pada Sekolah Menengah Pertama (SMP), untuk aspek kemampuan olahraga termasuk di antaranya mempraktikan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Salah satu materi olahraga yang terdapat pada kurikulum di Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah permainan sepakbola.Sepakbola merupakan olahraga sangat digandrungi masyarakat diIndonesia maupun di dunia saat ini. Sepakbola telah menjadi kiblat bagiolahraga itu sendiri. Tidak hanya laki-laki saja, namun perempuan juga sangat menyukai sepakbola. Sepakbola sangatlah universal, olahraga ini tidak memandang ras, suku, jenis kelamin, agama, tua dan muda berhak menikmatisepakbola. Walaupun sebagian dari orang-orang ini hanya mengetahui dan tidak bisa memainkanya, tetapi hal tersebut cukup membuktikan bahwa sepakbola merupakan olahraga yang popular di dunia. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan menggunakan seluruh anggota badan kecuali lengan dan tangan, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan hukuman, (Sucipto, 2000: 7). Menurut Rusli Lutan (2000: 60), kondisi fisik seseorang akan sangat mempengaruhi bahkan menentukan gerak penampilannya. Jika teknik pemain sepakbola baik maka akan sangat menunjang pemain tersebut dalam mengembangkan teknik dan taktik dilapangan.
Salah satu teknik dasar yang sering digunakan dalam sepakbola adalah menendang bola ke gawang atau shooting. Menendang bola ke gawang atau shooting merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai dengan benar oleh pemain sepakbola, karena dalam menendang bola ke gawang seorang pemain harus benar-benar ahli dalam penempatan guna menciptakan peluang untuk mencetak gol. Maka sangat penting untuk meningkatkan kemampuan menendang atau shooting dalam bermain sepakbola.Kemampuan tersebut hanya dapat ditingkatkan jika siswa telah memiliki kondisi fisik yang menunjang.
Dari hasil observasi penulis pada saat ekstrakurikuler dan melihat pertandingan sepakbola, ternyata penguasaan teknik dasar bermain sepakbola pada siswa relatif rendah terutama padasaat menendang bola ke arah gawang banyak kesempatan yang hilang pada saat menembak ke gawang lawan. Pada saat jam pembelajaran materi sepakbola, peneliti melihat bahwa siswa masih sering melakukan kesalahan teknik dan gerakan pada saat mempertahankan gawang maupun penyerangan ke gawang lawan. Kesalahan tersebut diantaranya ketika melakukan teknik gerakan dengan bola misalnya pada saat menendang bola ke gawang seringkali hasil tendangan tidak masuk sasaran ke gawang (gol), atau tendangan untuk mengoper pada lawan tendangan tidak terarah sehingga mudah diambil oleh musuh. Peneliti mengidentifikasi penyebab masih rendahnya kondisi fisik dan teknik siswa untuk melakukan tendangan (shooting) ke gawang adalah karena latihan dalam pembelajaran yang digunakan masih kurang tepat dan kurang bervariatif untuk meningkatkan kondisi fisik dan teknik siswa.
Latihan Circuit training ini disesuaikan dengan materi, mempertimbangkan situasi dan kondisi serta kebutuhan karakteristik siswa. Maka melalui Circuit training tersebut diharapkan dapat memudahkan siswa dalam menguasai teknik menembak (shooting)dalam permainan sepakbola. Program latihan sirkuit yang dikemukakan oleh J.P. O’Shea dalam Sajoto (1995: 163), dilakukan dengan 8 stasiun tempat latihan.Setiap stasiun terdiri dari suatu latihan yang dilakukan selama 45 detik, danrepetisi latihan antara 15-20 kali, waktu istirahat dalam satu stasiun, sebelum berpindah ke stasiun berikutnya adalah 1 menit atau kurang. Dalam penelitian ini latihan sirkuit merupakan serangkaian latihan yang dapat dilakukan olehsiswa SMP Negeri 19 Bandar Lampung pada suatu ruangan atau tempat terbuka dimana telah ditentukan jumlah pos sebanyak 5-6 pos dengan setiap pos dilakukan selama 30 detik, dan repetisi sebanyakbanyaknya,waktu istirahat adalah satu menit sebelum melanjutkan ke posberikutnya, latihan ini dilakukan dalam dua set.
Bentuk-bentuk latihan dalam tiap pos meliputi kecepatandan kelincahan (zig-zag run), daya tahan (lari sprint),dayaledak (melompaticone), kekuatan (push up dan sit up),fleksibilitas (lari kanan kiri),koordinasi kaki menembak bola ke target gawang. Berdasarkan berbagai uraian di atas, peneliti bermaksud mengadakan eksperimen untuk mengetahui pengaruh latihan circuit training Terhadap peningkatan hasil shooting sepakbola siswa SMP Negeri 19 Bandar Lampung.








1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengedentifikasi masalah sebagai berikut :
1.      Kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan shooting dalam permainan sepakbola
siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung.
      2.    Rendahnya kemampuan siswa dalam mencetak gol dalam permainan sepakbola.
      3. Masih lemahnya kemampuan siswa dalam kontrol bola sehingga bola sulit     dikendalikan dan mudah untuk direbut lawan.
1.3 Rumusan Masalah
Sesuai latar belakangdan identifikasi masalah di atas,maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Apakah latihan circuit trainingberpengaruh pada shootingdalam permainan sepakbola siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan :
“Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh latihan circuit training terhadap meningkatan keterampilan shootingpada siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung”
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai wawasan dan masukan bagi:
1. Bagi siswa, meningkatkan kondisi fisik yang menunjang keberhasilan shooting dalam bermain sepakbola.
  2. Bagi Peneliti, dapat mengetahui secara jelas seberapa besar pengaruh latihan circuit  training terhadap keterampilan shooting.
3. Bagi pelatih sepakbola maupun guru Pendidikan Jasmani, sebagai salah satu metode dalam melatih sepakbola khususnya dalam hal melatih keterampilan shooting dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.



BAB II
KAJIAN TEORI
2.1  Pengertian Sepak Bola                                      
Sepak bola adalah cabang olahraga yang menggunakan bola yang umumnya terbuat dari bahan kulit dan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan 11 (sebelas) orang pemain inti dan beberapa pemain cadangan. Memasuki abad ke-21, olahraga ini telah dimainkan oleh lebih dari 250 juta orang di 200 negara, yang menjadikannya olahraga paling populer di dunia. Sepak bola bertujuan untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya dengan memasukan bola ke gawang lawan. Sepak bola dimainkan dalam lapangan terbuka yang berbentuk persegi panjang, di atas rumput atau rumput sintetis.
Secara umum, hanya penjaga gawang saja yang berhak menyentuh bola dengan tangan atau lengan di dalam daerah gawangnya, sedangkan 10 (sepuluh) pemain lainnya diizinkan menggunakan seluruh tubuhnya selain tangan, biasanya dengan kaki untuk menendang, dada untuk mengontrol, dan kepala untuk menyundul bola. Tim yang mencetak gol paling banyak pada akhir pertandingan menjadi pemenangnya. Jika hingga waktu berakhir masih berakhir imbang, maka dapat dilakukan undian, perpanjangan waktu maupun adu penalti, bergantung pada format penyelenggaraan kejuaraan. Dari sebuah pertandingan resmi, 3 poin diberikan kepada tim pemenang, 0 poin untuk tim yang kalah dan masing-masing 1 poin untuk dua tim yang bermain imbang. Meskipun demikian, pemenang sebuah pertandingan sepak bola dapat dibatalkan sewaktu-waktu atas skandal dan tindakan kriminal yang terbukti di kemudian hari. Sebuah laga sepak bola dapat dimenangkan secara otomatis oleh sebuah tim dengan 3-0 apabila tim lawan sengaja mengundurkan diri dari pertandingan (Walk Out).




2.2  Pengertian Latihan Circuit Training
Menurut Suharjana (2004: 69) circuit training merupakan bentuk latihan yang terdiri dari beberapa pos latihan yang dilakukan secara berurutan dari pos satu sampai pos terakhir. Jumlah pos antara 8-16 pos dengan istirahat dilakukan pada jeda antar pos satu dengan yang lainnya.Bentuk latihan biasanya disusun dalam lingkaran dan terdiri dari beberapa pos. Dengan sedikit kecerdikan dan kreatifitas pelatih akan dapat mendesain suatu sirkuit yang paling cocok untuk cabang olahraganya.“Circuit training” berarti beberapa kelompok olah raga atau pos yang berada di area dan harus diselesaikan dengan cepat. Tiap peserta harus menyelesaikan satu pos dahulu sebelum ke pos lainnya. Circuit training ialah suatu program
latihan yang di ciptakan oleh R.E. Morgan and G.T. Anderson pada tahun 1953, dalam program latihan ini, terdapat beberapa stasiun kebugaran jasmani, seperti push up, sit up, dan lain-lain.
Dalam program latihan cicuit trainingini digunakan jarak tiap pos15 detik sampai 3 menit untuk menjaga agar otot tidak kelelahan. Bentuk sederhana dari circuit training yang dibuat
adalah :
1. Lari zig-zag
2. Lari Sprint
3. Lompat cone
4. Push-up
5. Lompat kanan-kiri
6. Menembak ke gawang








2.3    Kerangka Berpikir
Dalam suatu kerangka pemikiran harus memuat suatu teori sebagai arahan untuk membimbing penelitian ini dalam memilih data yang relevan dan menganalisis data yang diperoleh secara sistematis.Setiap pemain harus menguasai teknik dasar tersebut agar mampu bermain sepakbola dengan terampil. Dengan menguasai teknik dasar akan mendukung penampilan dalam bermain dan bertanding, memilki rasa percaya diri yang baik, optimis dan semangat yang tinggi sewaktu bermain atau bertanding. Salah satu teknik dasar yang paling banyak dipakai dalam bermain sepakbola adalah menendang. Menendang dilakukan untuk memberi umpan kepada teman atau mengoper bola, bisa juga untuk menghidupkan bola kembali setelah terjadi suatu pelanggaran seperti tendangan bebas, tendangan penjuru,
tendangan hukuman,tendangan gawang,namun diantara itu semua melakukan tendangan adalah untuk menembakkan bola kedalam gawang lawan dengan tujuan membuat gol kemenangan.

2.4 Hipotesis
Penelitian ini dilakukan guna menguji suatu hipotesis, karena merupakan jawaban yang bersifat sementara sementara dari suatumasalah penelitian, (Surahmad, 1985 : 60) mengemukakan bahwa “suatu hipotesis adalah perkiraan jawaban sementara terhadap problem penelitian”.Berdasarkan kerangka pikir di atas maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah:
H0 : “Tidak ada pengaruh yang signifikan dari Latihan Circuit TrainingTerhadap
ShootingDalam Permainan Sepak Bola Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung”.
H1 : “Ada pengaruh yang signifikan dari Latihan Circuit Training Terhadap Shooting
Dalam Permainan Sepak Bola Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung”



BAB III
METODE PENELITIAN
3.1        Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian pre-test (tesawal) dan post-test (tes akhir) yang bersifat eksperimen. Dengan proses memberikan tes awal kepada siswa sebelum diberikan perlakuan dan  setelah itu diberikan perlakuan yang selanjutnya di tes kembali dengan memberikan tes akhir.
3.2        Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini dibuat agar pelaksanaan proses penelitian lebih mudah dikerjakan, sehingga membantu peneliti dalam pengambilan data. Pada penelitian ini dapat diambil pada waktu sebelum perlakuan (treatmen) dilakukan dan setelah perlakuan (treatmen) dilakukan, pengambilan data dilakukan untuk mengetahui seberapa kemampuan shooting pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung”.Seperti pada gambar penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel. 3.1. Rancangan Penelitian
Sampel                 Pretes                 Perlakuan          Postest
R
O1
X
O2
Keterangan :
                        O1 : Tes awal
                        x : Perlakuan
                        O2  : Tes akhir
            Gambar 1. Rancangan penelitian
            Sumber (S. Margono, 1997:157)
         





3.3        Lokasi dan Waktu Penelitian
1)      Penelitian ini dilaksanakan dilapangan SMP Negeri 19 Bandar Lampung.
2)      Waktu penelitian adalah dua bulan dari tanggal 18 januari s/d 18 maret 2018.

3.4        Populasi dan Sampel

3.4.1Populasi
Menurut Sugiono (2007:17) bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang berjumlah 20 orang.
3.4.2    Sampel
Menurut Sugiyono (1996:11) bahwa sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang memiliki populasi tersebut. Dengan demikian dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dari keseluruhan jumlah populasi yakni 20 Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung
3.5    Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah gejala yang bervariasi dan menjadi objek atau kajian penelitian.Konsep tentang variabel penelitian digunakan sebagai dasar dan pegangan dalam mengatur data. Adapun variabel yang menjadi kajian dalam penelitian
 ini meliputi 2 (dua) hal yaitu :
1.      Variabel bebas adalah latihan circuit training
2.      Variabel terikat adalah kemampuan dalam melakukan shooting kegawang






3.6        Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan informsi atau data tentang keadaan objek dan sekaligus untuk mengontrol objek maupun mengukur variabel, sangat dibutuhkan instrumen penelitian yang akurasi, persisi, dan peka. Instrumen penelitian yang akurasi pada hakekatnya berkaitan erat dengan validitas instrument sehingga benar-benar dapat mengukur apa yang hendak diukur dalam penelitian. Instrument yang persisi artinya instrumen yang dapat memberikan kestabilan ketika dilakukan pengulangan pengukuran, serta instrumen yang peka artinya instrumen yang dapat mendeteksi besarnya perubahan dalam pengulangan pengukuran yang dilakukan.
Prosedur pengembangan instrumen yaitu menggunakan teknik tes perlakuan atau performance yang berupa tes kemampuan dalam melakukan shooting.Adapun alat dan fasilitas yang digunakan adalah sebagai berikut : 1) Stopwatch, 2) pluit, 3)  coon, 4) Alat tulis menulis, 5)  Kamera. 6)bola kaki
3.7        Teknik Pengumpulan Data
Karena jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, maka peneliti sebelumnya telah menyiapkan kategori kegiatan pengumpulan data serta formulir isian secara khusus.Dengan demikian taknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi terstruktur dengan pengamatan langsung.Pengamatan langsung yang dimaksud untuk mangamati kegiatan tes perlakuan sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti dalam kemampuan melakukan shooting dengan melakukan tes performance sebelum dan sesudah melakukan latihan circuit training
Penilaian hasil dari kemampuan shooting dimasukkan kedalam beberapa kategori seperti pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.2.Kategori penilaian Kemampuan shooting.
Kategori
Nilai
Baik Sekali
>75
Baik
65– 74
Cukup
50 – 64
Kurang
35– 49
Kurang sekali
< 34
3.8   Teknik Analisis Data
Setelah pengumpulan data selesai,selanjutnya penulis menganalisis data dengan statistik yang menggunakan  rumust-test.

Adapun langkah-langkah untuk menghitung analisa data yaitu:
1)      Tabel; 3.5. Perhitungan statistik dengan pola pre-test and post-test design adalah sebagai berikut :
No
X1
X2
D
(X2-X1)
D
(D-MD)
d2
1
2
3
4
5
6







∑X1
∑X2
∑D
∑d
∑d2
Keterangan  :
X1    : Nilai tes awal/ pre-test
X2    : Nilai tes akhir/ post-test
D      : Perbedaan dari tiap-tiap pasangan
d      : Deviasi perbedaan
d2    : Kuadrat dan deviasi perbedaan
      : Jumlah











 

DAFTAR PUSTAKA
WIKIPEDIA.COM





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERATURAN DAN PERWASITAN DALAM OLAHRAGA RENANG LENGKAP

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Renang atau Berenang adalah gerakan sewaktu bergerak di air. Berenang biasanya dilaku...